Marhaban Ramadhan. Bulan penuh berkah, penuh rahmat untuk seluruh umat Islam. Di berbagai belahan dunia menyambut kedatangan Bulan istimewa ini dengan berbagai cara yang unik dan menarik termasuk di Indonesia.
Indonesia penduduk muslim terbesar di dunia memiliki tradisi unik dan khas dalam menyambut Ramadhan. Event bernuansa tradisional yang kental adat dan istiadat, dikemas dalam berbagai festival diperkuat dengan nilai kerukunan.
Beberapa kolaborasi Event Tradisional menyambut Bulan Suci Ramadhan tersebar di seluruh Indonesia yang tentunya tidak atau belum dapat disebutkan, namun sebagian besar dapat dirangkum, antara lain:
01. Festival Baratan di
Jepara
Festival ini digelar tiap tahun oleh pemerintah kabupaten Jepara pada 15 Syaban
dalam penanggalan Hijriah atau 15 Ruwah dalam penanggalan Jawa, atau tepat di
malam nishfu Syaban. Dalam festival ini masyarakat Jepara akan menyalakan obor
di depan rumah-rumah mereka dan mengaraknya keliling kampung.
02. Festival Tanglong di
Banjarbaru
Pemerintah kota Banjarbaru tiap tahun menggelar festival Tanglong saat
menjelang datangnya bulan Ramadan dan pada saat bulan Ramadan. Festival yang
identik dengan lampion bertuliskan kaligrafi ini kerap dilombakan, untuk
menyaring bakat-bakat kreatif masyarakat Banjarbaru. Ratusan lampion yang
diterbangkan saat malam hari tentu menjadi pemandangan indah yang mengundang
banyak orang untuk menyaksikannya.
03. Festival Dhandhangan di Kudus
Festival Dhandhangan bermula dari tradisi bermain beduk yang dilakukan oleh
para santri untuk menandai datangnya bulan Ramadan. Karena sudah menjadi
tradisi dan dilakukan oleh banyak orang, pemerintah kabupaten Kudus, Jawa
Tengah, lantas menjadikan tradisi ini sebagai festival yang kerap digelar tiap
tahun. Selain memukul beduk, festival ini juga diramaikan dengan kirab budaya.
04. Festival Apeman di
Yogyakarta
Festival Ruwahan Apeman, menyambut datangnya bulan Ramadan ini kerap digelar di
jalan Malioboro, Yogyakarta. Diikuti oleh lebih dari puluhan kecamatan yang ada
di Jogja, membuat festival ini selalu ramai setiap tahun. Apalagi dalam
festival ini, tiap kecamatan diharuskan membawa wadah besar yang berisi apem
untuk diarak, dan diperebutkan oleh masyarakat yang hadir. Festival ini
merupakan representasi dari rasa sukur dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadan,
selain juga sebagai media silaturahmi.
05. Festival Kolak & Bubur Tradisional di Semarang
Festival ini cukup unik menyambut datangnya bulan Ramadhan. Warga yang datang
diwajibkan membuat dua macam kolak atau bubur dengan bahan dan ciri khas
tradisional dengan menggunakan produk lokal, tidak boleh menggunakan barang
impor seperti gandum dan kurma. Sebagai gantinya, para peserta dapat
menggunakan bahan dasar ketela pohon, sagu dan sejenisnya. Lolak dan bubur yang
difestivalkan karena kedua jenis makanan itu merupakan produk kuliner asli
Indonesia, serta memiliki rasa manis dan mudah dicerna oleh tubuh sehingga
cocok untuk penganan berbuka puasa.
06. Festival Thong-thong
Lek di Rembang
Warga Kabupaten Rembang memiliki cara unik untuk membangunkan sahur warga
lainnya, mereka memainkan alat musik dari bambu dikombinasikan dengan
perlengkapan dapur seperti panci dan wajan. Warga menyebutnya tradisi
Thong-thong Lek. Biasanya lagu-lagu yang dimainkan bertema religi dengan ritme
cepat agar warga segera bangun dan melakukan sahur. Jelang puasa, digelar
festival Thong-thong Lek yang disambut antusias warga.
07. Festival Dugderan di
Semarang
Dugderan merupakan festival untuk menandai dimulainya ibadah puasa di bulan
Ramadan di Kota Semarang. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan
puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi bedug yaitu dug, dan bunyi
meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan der. Dahulu, acara ini
menjadi cara pemerintah daerah untuk memberi informasi kepada warganya bahwa
bulan Ramadan telah datang. Dugderan saat ini berkembang menjadi sebuah pesta
rakyat yang berpusat di Simpang Lima Semarang.
08. Festival Sadran
Sadran atau nyadran adalah tradisi masyarakat di beberapa lokasi di Jawa Tengah
dan Jawa Timur untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini meliputi
membersihkan makam leluhur atau keluarga, doa dan makan bersama.
09. Festival Padusan di
Yogyakarta
Tradisi Padusan adalah ritual yang banyak dilakukan oleh warga Yogyakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan beberapa tempat lainnya. Kata padusan berasal dari kata
bahasa Jawa ‘adus’, yang artinya mandi. Ritual yang dilakukan pada sehari
sebelum Ramadan. Makna dari ritual ini adalah membersihkan jiwa dan raga saat
memasuki bulan suci.
10. Festival Meugang di
Aceh
Meugang adalah tradisi menyambut bulan Ramadan yang dilaksanakan di Nangroe
Aceh Darussalam (NAD). Tradisi ini dilakukan dengan menyembelih kambing atau
kerbau.
11. Festival Jalur Pacu di
Riau
Tradisi Jalur Pacu dilaksanakan oleh masyarakat Riau dalam rangka menyambut
bulan Suci Ramadan. Diawali dengan lomba dayung di sungai-sungai besar. Upacara
ini diakhiri dengan Balimau Kasai atau bersuci menjelang matahari terbenam.
12. Festival Balimau di Padang
Balimau adalah tradisi menyambut bulan Ramadan yang dilakukan oleh warga Sumatera Barat. Balimau, dalam bahasa Minangkabau artinya mandi disertai keramas. Makna melaksanakan Balimau adalah membersihkan jiwa dan raga untuk mulai memasuki bulan suci ramadan. Contoh kecil dan umum dilakukan adalah pawai obor keliling kampung. (redaksi)
Marhaban ya Ramadhan semoga amal ibadah kita mendapat ridho Alloh SWT